Aku tak tau apakah hari ini aku harus senang, marah, sedih, bahagia, tertawa. Tak mendapatkan jawaban apa-apa dari semua ini. Hari ini aku akan sedikit bercerita tentang apa yang aku rasakan.
Hari ini kumpul sama keluarga kecil ku DAGRI ASIK. Yah,,, hari yang cukup indah untuk dilalui hari ini. Banyak hal yang dapat menghibur dari reunian tadi. Ketawa ketiwi sampai kita gak mengacuhkan orang-orang disekitar kita. Dari tempat makan hingga pantai kita lalui dengan kebahagiaan. Namun suatu ketika pembicaraan mengarah ke hal-hal nilai semester ini akupun langsung tertegun diam.
Yah,,, inilah permasalahannya hal yang dulu yang aku takutkan tiba-tiba terjadi lagi sekarang. Nilai anjlok dan hasilnya ngedrop. Hmmm,,, aku tak tau lagi harus bagaimana. Dulu karena berakhirnya suatau hubunganku dengan seseorang yang tersayang. Jadi langsung berimbas kepada akademik yang aku jalankan.
Sekarang ??? Semester ini sangat berat sekali aku lalui, bahkan lebih berat dari apa yang aku bayangkan sebelumnya. Aku kehilangan semangat dari orang-orang yang selalu menyemangatiku. Aku kehilangan kekuatan untuk tetap bangkit dan bisa menyelesaikan semua ini.
Emang kamu kehilangan siapa Dan sampai kamu seperti itu ? (*bertanya pada diri sendiri).
Semester ini aku kehilangan banyak hal yang ada dalam hidupku. Terutama karena "dua alasan". Pertama, aku kehilangan perhatian dan semangat dari seorang kekasih hati. Yah bisa disebut dengan pacarku yang sekarang. Mungkin aku kehilangan itu, semenjak aku tidak tau kapan aku harus melakukan "komunikasi" sama dia. Disaat komunikasi itu menjadi masalah yang sangat rentan pada saat sekarang ini. Aku kehilangan semua itu, dulu ketika aku lagi drop dia yang selalu membangkitkan rasa pesimis aku menjadi optimis. Dia yang selalu nge~bawelin aku buat ini itu sehingga semenjak aku sama dia nilai ku terus beranjak naik dengan hasil yang bisa dibilang puas. Namun kenyataannya sekarang, semester ini harapan aku sirna. Dan alhasil nilai ku jauh banget jebloknya pada semester ini.
Kedua, aku kehilangan seseorang yang selalu membuat aku kuat dan tegar, seseorang yang selalu menjadi motivasiku kalau dunia itu sangat mudah buat ditaklukkan asalkan "Kau Percaya Nak". Seseorang tu adalah Papa. 31 Januari 2013 papa meninggalkan kami untuk selama-lamanya. Hal yang paling menyedihkan dalam hidupku. Papa sebagai tempat aku mengaduh dan berkeluh kesah. Papa yang selalu memarahi ku ketika aku salah, Papa yang selalu memeberikan ku nasehat setiap harinya. Kini papa telah tiada, tepat pada pukul 06.15 WIB tanggal 31 Januari 2013 Papa mengehembuskan nafas terakhirnya dan kembali menghadap Sang Maha Pencipta. Penghujung bulan yang penuh dengan kedukaan. Dan seketika akupun kehilangan tonggak dimana aku tempat aku berpegang dan menulis semua keluh kesahku. Semeseter ini aku jalankan jauh dari atas nama ngedrop.
Itulah dua alasan semester ini aku tak bisa berbuat apa-apa. Seperti status yang ku tuils di Facebook dan twitter. "Good Job, nilai yang keluar antah berantah. . . Yah sudahlah biarkan sajalah lagi. . .". Mungkin saat sekarang ini aku hanya bisa menyalahkan diriku sendiri. Dua alasan yang dijabarkan diatas bisa jadi hanya sebuah kesalahan, aku yang terlalu bergantung pada orang lain. Aku yang terlalu bergantung atas semua semangat dan motivasi yang diberikan. Aku yang masih terlalu bergantung dari semua perhatian yang ada. Yah,,, semua itu salah ku, dua alasan diatas tidak bisa sebagai acuan atas semua hal yang aku rasakan pada semester ini. Aku yang masih terlalu bodoh dan kekanak-kanakan untuk menerima semua hal ini. Yah,,, ini lah aku yang tak tau harus mengerjakan apa-apa atas semua yang telah aku perbuat.
Mungkin pada saat sekarang ini yang aku butuhkan hanya sebuah pelukan yang mampu menenangkan aku saat ini. Aku hanya butuh itu tidak lebih.
:'(
Jumat, 31 Mei 2013
Sabtu, 25 Mei 2013
Last Child - Ayah
Ayah, Lihatlah diriku kini
Yang terkucilkan karena
Tak ada lagi dirimu
Semua jauh berbeda ku rasakan
Saat semua melupakanku. . .
Seandainya
Kau masih disampingku
Tak kan ku mengeluh
Tak kan ku berkecil hati
Saat mereka tak menghargai
Sekuat jiwa
Yang menahan lelah
Saat ku tersesat
Tanpa bimbinganmu
Ayah, seandainya kau ada
Yang terkucilkan karena
Tak ada lagi dirimu
Semua jauh berbeda ku rasakan
Saat semua melupakanku. . .
Seandainya
Kau masih disampingku
Tak kan ku mengeluh
Tak kan ku berkecil hati
Saat mereka tak menghargai
Sekuat jiwa
Yang menahan lelah
Saat ku tersesat
Tanpa bimbinganmu
Ayah, seandainya kau ada
Senin, 20 Mei 2013
merindukan "KITA" yang dulu
Aku
tak tahu apa yang harus kuucapkan, dan aku tak tahu bagaimana nada yang benar
saat aku menyampaikan hal ini-
Apa
kabar kamu hari ini ? Segala kesibukanmu berjalan dengan lancar kan ?
Hati-hati, cuaca sedang buruk, terlebih lagi kamu mudah terserang flu atau
demam. Sepi tidak di sana ? Ah, iya, aku sudah jarang mengirimimu pesan
sepanjang yang pernah kulakukan dulu. Handphonmu pasti terlihat lebih tenang,
ya ? Kamu suka itu ? Sepertinya ini lebih dewasa, tapi asal kamu tahu aku
selalu menulisnya dengan menghapus dan mengetiknya ulang beberapa kali untuk
memperpendek pesanku. Kamu tak butuh sakit, jadi, yah kamu sudah hafal kan apa
yang akan kukatakan dalam topik ini ? Aku rasa aku tak perlu mengingatkanmu
terlalu banyak.
Aku
baik-baik saja, aku selalu menjadi kekasih terbaikmu entah kamu melihatnya atau
tidak. Entah kamu menghargainya atau tidak. Oh iya, ngomong-ngomong besok
anniversary kita ya ? Sudah, jangan kau paksakan dirimu untuk menyiapkan
sesuatu, karena akupun di sini tak menyiapkan suatu apapun untuk kuharapkan.
Aku sedang sibuk beradaptasi dengan diriku yang baru, yang mungkin ini lebih
membuatmu tenang dan tak terusik. Semoga saja.
Masalah
aku rindu padamu atau tidak, itu bukan hal rahasia yang harus kau cari tahu.
Tapi jika kau tak mengetahuinya, tenang saja, aku tak akan mengecapmu dengan
predikat kurang peka, toh nanti aku pasti akan secara otomatis mengirimimu
pesan yang berisikan bahwa aku rindu padamu. Tak usah memaksa untuk jadi lebih
peka. Aku cukup tahu diri dengan kondisi kita yang menyulitkan kita bahkan
untuk sekadar berbalas pesan.
Kenapa
? Kau merasa ada yang salah ya di sini ? Tidak, tidak ada, ini tetap aku, kok.
Siapa aku yang kau kenal beberapa lama yang lalu, hanya saja kali ini dengan
adaptasi yang berbeda, yang kusesuaikan dengan bagaimana dan siapa kamu
sekarang. Kalau aku berhasil, dan kau menyukainya, beritahu aku, ya.
Ingat
saja satu hal, aku selalu mencintaimu dengan cara yang kamu tahu. Kamu
mengenalku dengan sangat baik, jika kamu merasa aku memaksakan diriku untuk
bersikap seperti ini, aku tak bisa menyalahkan anggapanmu, karena kamu terlalu
tahu apa adanya aku.
Terlepas
dari apa yang sudah terjadi dan merubah keadaan kita, aku hanya ingin kembali
ke masa lalu sebentar saja untuk mengumpulkan kekuatan dan semangatku, karena
semua ini terlalu berbeda dari siapa kita sebelumnya.
Jumat, 10 Mei 2013
100 HARI~NYA PAPA
Jum'at, 10 Mei 2013, tepat pada hari ini sudah 100 hari papa meninggalkan kami semua. Dan hingga saat ini air mata itu masih saja menetes ketika teringat semua hal tentang papa. Waktu terlalu cepat berlalu untuk mengambil semua kebahagiaan kami secara bersama. Sampai sekarang aku masih tidak percaya bahwa papa itu udah gak ada. Tapi bagaimanapun aku dan kami sekeluarga harus mengikhlaskan itu semua. Karna Tuhan ternyata lebih sayang sama papa. Yah,,, Tuhan sayang sama papa jadi buat apa aku bersedih....
Sedih ?
Memang, aku sebagai manusia biasa terkadang susah buat menyadari itu semua. Aku adalah orang yang terlalu bergantung akan keberadaan papa. Aku masih ingat setiap pagi selalu dapat nasehat ini itu dan terkadang tiap malam sering bercerita tentang apapun sehinnga aku dapat masukan dan kritikan yang buat aku itu sangat membangun sekali. Yah,, hal yang masih aku kangen kan dari papa adalah aku dan papa selalu keluar malam-malam cuma buat cari makanan dan cerita tentang banyak hal.
Pa,,, gimana keadaan papa disana ?
Aku mau bercerita sedikit. Semoga papa dengar apa yang aku rasakan dan membantu dari alam sana. Pa, anakmu ini kangen banget sama papa. Kangen semua nasehat, masukan dan kritikan yang selalu papa bilang. Aku masih menyimpan semuanya itu Pa. Tapi sayang,, aku masih belum bisa membuat papa bangga disana. Aku yang mau bertambah umur menjadi 23 tahun merasa masih sangat kekanak-kanakan sekali. Sangat susah sekali untuk terlepas dari bergantung pada papa. Aku belum bisa apa-apa, masih belum bisa mandiri dengan semua ini.
Pa,, terkadang aku merasa masih belum bisa untuk menerima semua ini. Sulit untuk menjadi tulang punggung keluarga. Aku masih belum bisa bagi waktu ku sehingga semuanya mengecawakan papa disana. Yah,, aku masih sangat manja akan semua kasih sayang papa. Maafkan anakmu ini pa yang masih bikin papa kecewa.
Tapi aku akan janji akan berusaha untuk terus agar papa bisa tersenyum bangga sama aku disana...
Doakan anakmu disini yah pa agar berguna kelak dan bisa buat papa, mama dan adek bangga atas semua yang aku capai...
Aku sudah gak tau lagi harus bercerita apa..
Sudah tidak tau lagi berapa banyak air mata yang keluar dalam menuliskan ini...
Aku berharap kita bisa berkumpul lagi Pa...
Kita semua sekeluarga bisa berkumpul lagi di dalam Surga~Nya...
Padang, 10 Mei 2013
*100 hari setelah kepergian Papa
Sedih ?
Memang, aku sebagai manusia biasa terkadang susah buat menyadari itu semua. Aku adalah orang yang terlalu bergantung akan keberadaan papa. Aku masih ingat setiap pagi selalu dapat nasehat ini itu dan terkadang tiap malam sering bercerita tentang apapun sehinnga aku dapat masukan dan kritikan yang buat aku itu sangat membangun sekali. Yah,, hal yang masih aku kangen kan dari papa adalah aku dan papa selalu keluar malam-malam cuma buat cari makanan dan cerita tentang banyak hal.
Pa,,, gimana keadaan papa disana ?
Aku mau bercerita sedikit. Semoga papa dengar apa yang aku rasakan dan membantu dari alam sana. Pa, anakmu ini kangen banget sama papa. Kangen semua nasehat, masukan dan kritikan yang selalu papa bilang. Aku masih menyimpan semuanya itu Pa. Tapi sayang,, aku masih belum bisa membuat papa bangga disana. Aku yang mau bertambah umur menjadi 23 tahun merasa masih sangat kekanak-kanakan sekali. Sangat susah sekali untuk terlepas dari bergantung pada papa. Aku belum bisa apa-apa, masih belum bisa mandiri dengan semua ini.
Pa,, terkadang aku merasa masih belum bisa untuk menerima semua ini. Sulit untuk menjadi tulang punggung keluarga. Aku masih belum bisa bagi waktu ku sehingga semuanya mengecawakan papa disana. Yah,, aku masih sangat manja akan semua kasih sayang papa. Maafkan anakmu ini pa yang masih bikin papa kecewa.
Tapi aku akan janji akan berusaha untuk terus agar papa bisa tersenyum bangga sama aku disana...
Doakan anakmu disini yah pa agar berguna kelak dan bisa buat papa, mama dan adek bangga atas semua yang aku capai...
Ya Rabb,, sampaikan salam kangen ku sama papa...
Jadikan kuburannya sebagai taman surga yang indah dan harum...
Dan jadikanlah papa termasuk golongan orang-orang yang beriman...
Aku sudah gak tau lagi harus bercerita apa..
Sudah tidak tau lagi berapa banyak air mata yang keluar dalam menuliskan ini...
Aku berharap kita bisa berkumpul lagi Pa...
Kita semua sekeluarga bisa berkumpul lagi di dalam Surga~Nya...
Padang, 10 Mei 2013
*100 hari setelah kepergian Papa
Rabu, 08 Mei 2013
Malam tanpa bintang...
Malam yang pekat...
Malam tanpa bintang...
Sepi dan Sunyi...
Kekosongan merongrong dalam kegelapan....
Hati menjerit seperti setan yang terbakar...
Malam tanpa bintang...
Aku hanya terpaku pada suatu lamunan...
Hanya memikirkan kekosongan...
Hingar bingar seperti pasar pun tak pernah ku acuhkan....
Malam tanpa bintang...
Seperti tak ada indahnya sama sekali...
Hitam pekat tanpada hiasan...
Sama seperti jiwa yang terduduk disudut tak berujung...
Malam tanpa bintang...
Yah,, hanya kesunyian yang mengisi jiwa, hati dan pikiran ini...
*terpaku melihat langit malam ini
Malam tanpa bintang...
Sepi dan Sunyi...
Kekosongan merongrong dalam kegelapan....
Hati menjerit seperti setan yang terbakar...
Malam tanpa bintang...
Aku hanya terpaku pada suatu lamunan...
Hanya memikirkan kekosongan...
Hingar bingar seperti pasar pun tak pernah ku acuhkan....
Malam tanpa bintang...
Seperti tak ada indahnya sama sekali...
Hitam pekat tanpada hiasan...
Sama seperti jiwa yang terduduk disudut tak berujung...
Malam tanpa bintang...
Yah,, hanya kesunyian yang mengisi jiwa, hati dan pikiran ini...
*terpaku melihat langit malam ini
Langganan:
Postingan (Atom)