Senin, 17 Maret 2014

Aku dan Perasaanku

Kebahagiaan yang kau tinggalkan
Kehampaan yang kini ku jalani
Dan kesedihan yang tak berujung
Kini hanya tinggal cerita dan kenangan

Semua itu berakhir sudah
Ketika ketidakpastian itu datang
Dia datang dengan sendiri
Dia masuk menyelinap ke lubang perasaan yang paling dalam
Tanpa sebuah ucapan

Aku tak mengerti dengan semua ini
Semua hal yang terjadi
Bahkan akupun tidak peduli dengan semua itu
Tanpa ada tindakan yang ingin ku lakukan
Sehingga aku terduduk dan terkapar
Dengan sebuah perantara
Antara aku dengan perasaanku

Semuanya gelap gulita
Tanpa aku bisa melihat apa yang ingin ku lihat
Dan tanpa aku bisa mendengar
Dengan sebuah perasaan
Itulah antara aku dan perasaank

Jumat, 31 Januari 2014

Pelangi Itu Tak Seindah Setahun Yang Lalu

31 Januari 2013 - 31 Januari 2014


Tulisan kali ini masih tenatang orang yang sangat aku banggakan dalam hidup ku. Seorang Bapak yang selalu menjadi motivator dalam kehidupan ku.

Sudah setahun Papa pergi meninggalkan ku dan keluarga.Yah. kalau bercerita tentang Papa mungkin tidak pernah habis-habisnya karna setiap kenangan menyimpan ribuan cerita yang tak pernah bisa aku lupakan begitu saja.

Kali ini aku bercerita detik-detik menjelang kepergian Papa hingga Papa meninggalkan kami untuk selama-lamanya.

Aku masih teringat pada hari itu Rabu, 30 Januari 2013. Hari dimana aku melihat senyuman papa untuk terakhir kalinya. Pagi sebelum aku berangkat magang ke PT. Semen Padang, aku, mama dan adikl ku berbincang-bincang dengan Papa sambil menyantap sarapan yang dibelikan Papa pada pagi itu. Seperti biasa Papa setipa paginya selalu memberi aku nasehat yang sangat membangun pada pagi itu dan tidak lupa pula candaan Papa yang bisa bikin kami tertawa sekeluarga. Wajah Papa yang selalu kelihatan cerah dan sangat menenangkan hati apabila dipandang. Senyuman Papa selalu memberi semangat buat menjalani hari-hari yang penuh dengan cobaan.

Entah kenapa pada waktu itu aku sengaja buat telat untuk berangkat magang hanya untuk berbincang-bincang lama dengan Papa. Pagi itu aku berangkat magang dan tidak lupa sebelum keluar rumah aku selalu mencium tangan mama dan papa untuk berpamitan pergi keluar rumah.

Kegiatan magang pun aku lalui dengan penuh semnagat walaw melelahkan hingga pulang agak larut sore pukul setengah 6 sore. Sampainya dirumah aku berburu dengan waktu untuk melaksanakan kewajiban yakninya Shalat Ashar dan setelah itu aku merebahkan sejenak badan ini dari sisa-sisa kelelahan yang telah aku jalani seharian penuh. Baru beberapa menit saja aku merbahkan badan ini dari kelelahan tiba-tiba ada orang yang manggil-manggil dari luar pagar sambil berteriak dan kata orang terebut, "Buk,,, Buk,,, Pak Haji pingsan dikolam".

Sontak dengan setengah kaget Aku dan Mama pun langsung keluar dan kaget mendengar berita tersebut. Aku langsung menghidupkan motor dan mama bonceng menuju Depot Air Minum Isi Ulang DAFI'S yang dikelola oleh Papa. Aku pun shock melihat Papa diangkat dari kolam keluar dan dinaikkan ke atas mobil dengan keadaan muntah-muntah tanpa sadar diri. Di perjalanan ke RS Akupun tak hentin-hentinya mengusapkan badan Papa dan minyak kayu putih dan muntah Papa berubah menjadi muntah darah yang dicampur dengan makanan yang diamakan Papa tadi siang. Di mobil Aku dibantu oleh Celok dan Bg Arie.

Sampailah kami di RS Tentara, dan Papa mendapatkan pertolongan pertama di sana. Karena ruangan di RST penuh maka  Papa pun di rujuk ke RS M.Djamil Padang. Sampai disana Papa pun juga mendapatkan pertolongan dan di ambil darah untuk men check keadaan papa pada waktu itu. Setelah memerlukan proses yang panjang Papa pun dirawat diruangan Bangsal Penyakit Syaraf.

Setelah memerlukan waktu yang panjang dalam men check kondisi Papa aku dan mama dipanggil dalam ruangan dokter dan dokter berkata pada kami "Buk, Nak,,, Kemungkinan Papa untuk semubuh itu sangatlah kecil. Pembuluh darah di otak Bapak itu pecah dan sudah menyebar sampai ke otak, Bapak mendapatkan penyakit Stroke Berat. Kalaupun sembuh Bapak gak akan bisa sembuh total dan membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh. Kami akan melakukan semaksimal mungkin, yang penting tetap berdo'a sama Tuhan".

Sontak mendengar kabar seperti itu Hati kamu pun terenyuh dan Aku menguatkan Mama agar selalu sabar atas apa yang telah dikasih Tuhan. Aku berkata dalam hati, "Aku harus kuat,, Aku tidak boleh menangis di depan Mama dan Adek ku, Aku yang harus menguatkan mereka". Aku pun berusaha untuk menguatkan hati ini dan Mama beserta adek.

Namun dibelakang mereka ternyata Aku memang tak sanggup lagi untuk membendung air mata ini. Untung ada Pak Men Syukur dan Faraz (keluarga kecil ku di BEM) pada waktu itu yang menguatkan aku. Aku menangis di depan mereka.

Malam itu pun aku yang jagain Papa bertiga sama Bg An dan Iref. Mama, Adek, Celok dan yang lainnya aku suruh tidur biar tidak kecapek an.

Aku yang jagain Papa dan mencheck keadaan Papa setiap saat, karna pada waktu itu Selain Papa tidak sadar, demam Papa tinggi dan Tensinya juga tinggi.

Pada saat Subuh datang, keadaan Papa bisa dibilang sudah agak membaik karna demam PApa juga sudah turun dan tensinya sudah mulai kembali normal. Dan setelah Shalat Subuh aku pun tenang karna kosndisi PApa yang sudah membaik dan gantian jagain dengan Mama dan yang lainnya. Aku dan Bg An pun tidur karna semalaman tidak tidur buat jagain Papa.

Hari Kamis, 31 Januari 2013 tepat pada pukul 06.10 WIB aku dibangunkan sama Mama karna kondisi Papa yang lagi memburuk dan dalam sedang dalam penanganan dokter. Tepat pada pukul 06.15 WIB Dokter menghampiri ku dan bilang Papa sudah gak ada dan pergi meninggalkan kami untuk selama-lamanya.

Dan jatuhlah Air mata orang-orang yang ada dalam ruangan tersebut karna disitu masih ada keluarga kami yang nginap di RS. Namun entah kenapa aku tidak menangis pada waktu itu. Aku mendengar kabar itu seolah-olah tidak percaya kalau Papa sekarang benar-benar sudah pergi. Tapi aku tidak bisa menangis pada waktu itu karna Aku sudah berjanji pada diri ku sendiri di depan mereka Aku tidak boleh nangis karna aku harus kuat di depan mereka. Aku menghampiri mama dan adek dan berkata, "Sudahlah Ma, Ini jalan Tuhan yang terbaik untuk Papa. PApa sudah tenag dan tersenyum. Cobalah Mmama lihat sendiri wajah Papa yang berseri dan Meninggal dalam keadaan tersenyum. Papa tu orang baik Ma dan Tuhan menempatkan Papa ditempat yang layak".

Papa pun dibawa pulang kerumah, orang-orang yang mendengar kabar tersebut seolah-olah tidak percaya bahwa Papa itu sudah meninggal. Dalam sekejap rumah kami pun ramai dan aku gak pernah menduga ternyata banyak yang merasa kehilangan Papa karna sekitar rumah kami sangat ramai orang pergi melayat pada waktu itu.

Namun dibalik itu semua ada kesedihan yang mendalam. Aku pun nangis dibelakang mereka, karenba kau sudah janji tidak akan menangis di depan Mama dan Adek. Namun dibelakang mereka Aku menangis dan tak bisa membendung air mata ini lagi.

Hingga sekarang setiap mengingat semua hal tentang Papa air mata ini tak kuasa ku bendung. Karna banyak hal yang telah aku  lalui bersama Papa.

Sekarang setahun sudah Papa meninggalkan kami.
Senyuman Papa tak pernah lekang oleh waktu, karan pada saat ajal menjemput pun Papa masih bisa tersenyum. Papa pun pergi dengan senyuman.



 
Dan ternyata Pelangi itu tak seindah setahun yang lalu, Pa.
 
*Setahun setelah kepergian Papa
#31 Januari 2013 - 31 Januari 2014

Rabu, 11 Desember 2013

Goresan Hati

Makin lama beban itu semakin berat. Disini saya terasa lemah tanpa ada pegangan apa-apa. Saya rindu akan sosok seorang Bapak yang selalu bisa menjadi motivator dalam keluarga.

Pa, aku kangen.. Terimakasih sudah masuk dalam mimpi ku dan tawa bahagia masih papa berikan. Aku masih bisa melihat senyum Papa yang selalu menenangkan hati, Aku masih bisa melihat guyonan bercandaan Papa walawpun itu hanya dalam mimpi Pa. Semuanya terasa indah, rasanya aku tidak mau terbangun dari mimpi itu.

Pa, kejadian hari ini semakin membuat ku memikul beban itu terasa berat. Tapi aku masih bisa bersyukur ada mereka yang mampu mengobati semua beban itu yakninya Keluarga Dagri Asik. Senyuman dan candaan mereka terasa sangat mengobati. Tapi pada saat semuanya pulang kerumah masing-masing, ketika berada dalam kesendirian beban itu terasa kembali muncul.

Ingin rasanya Papa berada disini, hadir sebagai seseorang penyemangat dan memberikan kehangatan. Menenangkan semua atas apa yang terjadi. Tapi itu mungkin hanya harapan sia-sia.

Aku hanya butuh ada orang tempat berbagi dan tempat bersandar ketika aku sudah tak sanggup lagi menghadapi semuanya. Dulu memang masih ada Papa, tapi sekarang Papa sudah tenang di alam sana dan saya juga belum menemukan orang yang tepat untuk berbagi.

Rabu, 07 Agustus 2013

PERPISAHAN

Perpisahan,,, yah sebuah kata yang selalu hadir dalam kehidupan kita. Tanpa kita sadari sudah terlalu banyak perpisahan yang kita alami terjadi. Mulai dari berpisah dari teman-teman lama, sahabat, pacar, sanak sodara, keluarga dan bahkan orang tersebut pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya, (seperti Papa yang tidak akan kembali lagi bersama kami T.T  ) ... Dan kali ini aku akan bercerita tentang "Tiga" momen perpisahan yang terjadi dalam kehidupanku.

Pertama, Perpisahan dengan orang yang sangat aku sayangi dan aku cintai. Beliau adalah motivator ulung yang tak  pernah tergantikan dalam hidupku. Semua nasehat yang diberikan setiap hari akan selalu ku ingat. Kami berpisah tepat pada tanggal 31 Januari 2013 pukul 06.15 WIB. Papa meninggalkan ku untuk selamanya. Dan tepat pada Ramadhan kali ini merupakan Ramadhan pertamaku tanpa kehadiran seorang pemimpin dalam keluarga, seorang Bapak yang selalu memonitori anak-anaknya setiap saat, seorang Ayah yang selalu tersenyum dan sering membuat lelucon walawpun padahal dibalik senyuman nya ada kesusahan yang selalu dipikulnya. Dan Lebaran besok akan menjadi Lebarah hari raya Idul Fitri pertama tanpa kehadiran Papa. Semua canda, tawa, dan senyuman papa seakan hanya tinggal kenangan dan bayangan ilusi yang selalu aku buat.

Kedua, Perpisahan kali ini bercerita tentang Pesantren Ramadhan, dimana aku yang langsung terlibat didalamnya sebagai instruktur dan Pembimbing Akademik (PA). Yah,,, tanggal 5 Agustus 2013 menjadi awal perpisahan ku dengan santriwan/i Pesantren Ramadhan Masjid al-Muttaqin Muhammadiyah. Betapa sedih, tangis, marah, kesal, kecewa, tawa, bahagia bercampur menjadi satu. Begitu indah untuk dikenang, terlalu manis untuk dilupakan (seperti judul lagunya SLANG). Ada banyak cerita yang terangkum di dalamnya baik itu kedekatanku dengan adek-adek tersebut dan bahkan dari mereka aku pun banyak belajar tentang arti memahami dan mengerti. Pokoknya semuanya the best lah, sudah tak bisa lagi ku ungkapkan dengan kata-kata lagi saking sangat indahnya ketika bergaul dengan mereka.

Ketiga, Perpisahan yang terakhir bercerita tentang dimana aku merasa telah menyianyiakan Ramadhan tahun ini. Berpisah dengan Ramadha itu serasa berpisah antara raga dengan jiwa. Sungguh sangat sakit dan sangat menyedihkan sekali. Hal ini dikarenakan banyak hal yang bisa aku lakukan di Ramadhan kali ini tapi kesempatan tersebut telah aku sia-siakan begitu saja. Dan belum tentu ALLAH S.W.T mempertemukanku kembali dengan Ramadhan yang akan datang, karena umur manusia menjadi rahasia Tuhan yang takkan pernah diketahui oleh manusia sedikitpun termasuk Aku sebagai Hamba~Nya. Hari ini merupakan hari terakhir berpuasa di Ramadhan tahun ini dan esok sudah masuk Hari Raya Idul Fitri yang kata orang-orang merupakan Hari Kemenangan. Dan aku bertanya-tanya dalam diri ini, "Apakah aku pantas merayakan Hari Kemenangan tersebut ? Setelah aku menyianyiakan Ramadhan ku tahun ini." Semuanya ku serahkan semuanya pada Yang Maha Kuasa, tanpa harus terlalu sering aku menyesalinya.


Demikianlah Tiga momen perpisahan yang ku ceritakan dalam tulisan ku kali ini. Semoga dengan apa yang terjadi aku lebih bisa untuk berintropeksi diri lagi untuk ke depan-Nya. Sebelum ditutup aku Ngucapin Mohon Maaf Lahir dan Batin baik semua kesalahanku yang di sengaja atopun tidak. Semoga ALLAH S.W.T mengampuni kita dan mengembalikan kita ke hati yang Fitrah.
Aamiin.

Rabu, 26 Juni 2013

Rindu Malam Itu

Teringat dengan malam itu,
terkadang kau dan aku berada dalam sebuah
keheningan..
Dan kadang juga canda terlintas dalam keheningan kita itu.
Rasa ngantuk tak sedikitpun terasa karena mu,,
walau hanya sekedar berbicara melalui telepon,
tapi kusangat bahagia..

aku sangat rindu dengan
malam itu,
entah kapan lagi
ku temukan malam seperti itu....

Malam dimana semua yg tak kau ketahui sebelumnya,
akhirnya kau ketahui juga...
Begitu legah rasanya,
smuaa yg tersimpan olehku telah kau ketahui...
Tapi, stelah malam itu sampai malam ini ku berada dalam ketidak pastian,,,

aku rindu kau...
Sekarang kau tak pernah terlihat jelas lagi olehku,,
mungkin 'tak peduli' terhadapku... Mungkin juga kau sibuk...




Jumat, 31 Mei 2013

Jauh Dari Atas Nama ngeDrop

Aku tak tau apakah hari ini aku harus senang, marah, sedih, bahagia, tertawa. Tak mendapatkan jawaban apa-apa dari semua ini. Hari ini aku akan sedikit bercerita tentang apa yang aku rasakan.

Hari ini kumpul sama keluarga kecil ku DAGRI ASIK. Yah,,, hari yang cukup indah untuk dilalui hari ini. Banyak hal yang dapat menghibur dari reunian tadi. Ketawa ketiwi sampai kita gak mengacuhkan orang-orang disekitar kita. Dari tempat makan hingga pantai kita lalui dengan kebahagiaan. Namun suatu ketika pembicaraan mengarah ke hal-hal nilai semester ini akupun langsung tertegun diam.

Yah,,, inilah permasalahannya hal yang dulu yang aku takutkan tiba-tiba terjadi lagi sekarang. Nilai anjlok dan hasilnya ngedrop. Hmmm,,, aku tak tau lagi harus bagaimana. Dulu karena berakhirnya suatau hubunganku dengan seseorang yang tersayang. Jadi langsung berimbas kepada akademik yang aku jalankan.

Sekarang ??? Semester ini sangat berat sekali aku lalui, bahkan lebih berat dari apa yang aku bayangkan sebelumnya. Aku kehilangan semangat dari orang-orang yang selalu menyemangatiku. Aku kehilangan kekuatan untuk tetap bangkit dan bisa menyelesaikan semua ini.

Emang kamu kehilangan siapa Dan sampai kamu seperti itu ? (*bertanya pada diri sendiri).

Semester ini aku kehilangan banyak hal yang ada dalam hidupku. Terutama karena "dua alasan". Pertama, aku kehilangan perhatian dan semangat dari seorang kekasih hati. Yah bisa disebut dengan pacarku yang sekarang. Mungkin aku kehilangan itu, semenjak aku tidak tau kapan aku harus melakukan "komunikasi" sama dia. Disaat komunikasi itu menjadi masalah yang sangat rentan pada saat sekarang ini. Aku kehilangan semua itu, dulu ketika aku lagi drop dia yang selalu membangkitkan rasa pesimis aku menjadi optimis. Dia yang selalu nge~bawelin aku buat ini itu sehingga semenjak aku sama dia nilai ku terus beranjak naik dengan hasil yang bisa dibilang puas. Namun kenyataannya sekarang, semester ini harapan aku sirna. Dan alhasil nilai ku jauh banget jebloknya pada semester ini.

Kedua, aku kehilangan seseorang yang selalu membuat aku kuat dan tegar, seseorang yang selalu menjadi motivasiku kalau dunia itu sangat mudah buat ditaklukkan asalkan "Kau Percaya Nak". Seseorang tu adalah Papa. 31 Januari 2013 papa meninggalkan kami untuk selama-lamanya. Hal yang paling menyedihkan dalam hidupku. Papa sebagai tempat aku mengaduh dan berkeluh kesah. Papa yang selalu memarahi ku ketika aku salah, Papa yang selalu memeberikan ku nasehat setiap harinya. Kini papa telah tiada, tepat pada pukul 06.15 WIB tanggal 31 Januari 2013 Papa mengehembuskan nafas terakhirnya dan kembali menghadap Sang Maha Pencipta. Penghujung bulan yang penuh dengan kedukaan. Dan seketika akupun kehilangan tonggak dimana aku tempat aku berpegang dan menulis semua keluh kesahku. Semeseter ini aku jalankan jauh dari atas nama ngedrop.

Itulah dua alasan semester ini aku tak bisa berbuat apa-apa. Seperti status yang ku tuils di Facebook dan twitter. "Good Job, nilai yang keluar antah berantah. . . Yah sudahlah biarkan sajalah lagi. . .". Mungkin saat sekarang ini aku hanya bisa menyalahkan diriku sendiri. Dua alasan yang dijabarkan diatas bisa jadi hanya sebuah kesalahan, aku yang terlalu bergantung pada orang lain. Aku yang terlalu bergantung atas semua semangat dan motivasi yang diberikan. Aku yang masih terlalu bergantung dari semua perhatian yang ada. Yah,,, semua itu salah ku, dua alasan diatas tidak bisa sebagai acuan atas semua hal yang aku rasakan pada semester ini. Aku yang masih terlalu bodoh dan kekanak-kanakan untuk menerima semua hal ini. Yah,,, ini lah aku yang tak tau harus mengerjakan apa-apa atas semua yang telah aku perbuat.

Mungkin pada saat sekarang ini yang aku butuhkan hanya sebuah pelukan yang mampu menenangkan aku saat ini. Aku hanya butuh itu tidak lebih.

:'(

Sabtu, 25 Mei 2013

Last Child - Ayah

Ayah, Lihatlah diriku kini
Yang terkucilkan karena
Tak ada lagi dirimu

Semua jauh berbeda ku rasakan
Saat semua melupakanku. . .

Seandainya
Kau masih disampingku
Tak kan ku mengeluh
Tak kan ku berkecil hati
Saat mereka tak menghargai

Sekuat jiwa
Yang menahan lelah
Saat ku tersesat
Tanpa bimbinganmu
Ayah, seandainya kau ada

Senin, 20 Mei 2013

merindukan "KITA" yang dulu

Aku tak tahu apa yang harus kuucapkan, dan aku tak tahu bagaimana nada yang benar saat aku menyampaikan hal ini-

Apa kabar kamu hari ini ? Segala kesibukanmu berjalan dengan lancar kan ?  Hati-hati, cuaca sedang buruk, terlebih lagi kamu mudah terserang flu atau demam. Sepi tidak di sana ? Ah, iya, aku sudah jarang mengirimimu pesan sepanjang yang pernah kulakukan dulu. Handphonmu pasti terlihat lebih tenang, ya ? Kamu suka itu ? Sepertinya ini lebih dewasa, tapi asal kamu tahu aku selalu menulisnya dengan menghapus dan mengetiknya ulang beberapa kali untuk memperpendek pesanku. Kamu tak butuh sakit, jadi, yah kamu sudah hafal kan apa yang akan kukatakan dalam topik ini ? Aku rasa aku tak perlu mengingatkanmu terlalu banyak.

Aku baik-baik saja, aku selalu menjadi kekasih terbaikmu entah kamu melihatnya atau tidak. Entah kamu menghargainya atau tidak. Oh iya, ngomong-ngomong besok anniversary kita ya ? Sudah, jangan kau paksakan dirimu untuk menyiapkan sesuatu, karena akupun di sini tak menyiapkan suatu apapun untuk kuharapkan. Aku sedang sibuk beradaptasi dengan diriku yang baru, yang mungkin ini lebih membuatmu tenang dan tak terusik. Semoga saja.

Masalah aku rindu padamu atau tidak, itu bukan hal rahasia yang harus kau cari tahu. Tapi jika kau tak mengetahuinya, tenang saja, aku tak akan mengecapmu dengan predikat kurang peka, toh nanti aku pasti akan secara otomatis mengirimimu pesan yang berisikan bahwa aku rindu padamu. Tak usah memaksa untuk jadi lebih peka. Aku cukup tahu diri dengan kondisi kita yang menyulitkan kita bahkan untuk sekadar berbalas pesan.

Kenapa ? Kau merasa ada yang salah ya di sini ? Tidak, tidak ada, ini tetap aku, kok. Siapa aku yang kau kenal beberapa lama yang lalu, hanya saja kali ini dengan adaptasi yang berbeda, yang kusesuaikan dengan bagaimana dan siapa kamu sekarang. Kalau aku berhasil, dan kau menyukainya, beritahu aku, ya.

Ingat saja satu hal, aku selalu mencintaimu dengan cara yang kamu tahu. Kamu mengenalku dengan sangat baik, jika kamu merasa aku memaksakan diriku untuk bersikap seperti ini, aku tak bisa menyalahkan anggapanmu, karena kamu terlalu tahu apa adanya aku. 

Terlepas dari apa yang sudah terjadi dan merubah keadaan kita, aku hanya ingin kembali ke masa lalu sebentar saja untuk mengumpulkan kekuatan dan semangatku, karena semua ini terlalu berbeda dari siapa kita sebelumnya.


*Aku sangat merindukan KITA yang dulu.


Jumat, 10 Mei 2013

100 HARI~NYA PAPA

Jum'at, 10 Mei 2013, tepat pada hari ini sudah 100 hari papa meninggalkan kami semua. Dan hingga saat ini air mata itu masih saja menetes ketika teringat semua hal tentang papa. Waktu terlalu cepat berlalu untuk mengambil semua kebahagiaan kami secara bersama. Sampai sekarang aku masih tidak percaya bahwa papa itu udah gak ada. Tapi bagaimanapun aku dan kami sekeluarga harus mengikhlaskan itu semua. Karna Tuhan ternyata lebih sayang sama papa. Yah,,, Tuhan sayang sama papa jadi buat apa aku bersedih....

Sedih ?
Memang, aku sebagai manusia biasa terkadang susah buat menyadari itu semua. Aku adalah orang yang terlalu bergantung akan keberadaan papa. Aku masih ingat setiap pagi selalu dapat nasehat ini itu dan terkadang tiap malam sering bercerita tentang apapun sehinnga aku dapat masukan dan kritikan yang buat aku itu sangat membangun sekali. Yah,, hal yang masih aku kangen kan dari papa adalah aku dan papa selalu keluar malam-malam cuma buat cari makanan dan cerita tentang banyak hal.

Pa,,, gimana keadaan papa disana ?
Aku mau bercerita sedikit. Semoga papa dengar apa yang aku rasakan dan membantu dari alam sana. Pa, anakmu ini kangen banget sama papa. Kangen semua nasehat, masukan dan kritikan yang selalu papa bilang. Aku masih menyimpan semuanya itu Pa. Tapi sayang,, aku masih belum bisa membuat papa bangga disana. Aku yang mau bertambah umur menjadi 23 tahun merasa masih sangat kekanak-kanakan sekali. Sangat susah sekali untuk terlepas dari bergantung pada papa. Aku belum bisa apa-apa, masih belum bisa mandiri dengan semua ini.

Pa,, terkadang aku merasa masih belum bisa untuk menerima semua ini. Sulit untuk menjadi tulang punggung keluarga. Aku masih belum bisa bagi waktu ku sehingga semuanya mengecawakan papa disana. Yah,, aku masih sangat manja akan semua kasih sayang papa. Maafkan anakmu ini pa yang masih bikin papa kecewa.
Tapi aku akan janji akan berusaha untuk terus agar papa bisa tersenyum bangga sama aku disana...
Doakan anakmu disini yah pa agar berguna kelak dan bisa buat papa, mama dan adek bangga atas semua yang aku capai...

Ya Rabb,, sampaikan salam kangen ku sama papa...
Jadikan kuburannya sebagai taman surga yang indah dan harum...
Dan jadikanlah papa termasuk golongan orang-orang yang beriman...

Aku sudah gak tau lagi harus bercerita apa..
Sudah tidak tau lagi berapa banyak air mata yang keluar dalam menuliskan ini...
Aku berharap kita bisa berkumpul lagi Pa...
Kita semua sekeluarga bisa berkumpul lagi di dalam Surga~Nya...





Padang, 10 Mei 2013
*100 hari setelah kepergian Papa